Dari cerobong kulkas kulihat dirimu tengah menggigil

Menempel pada dinding, melambai dan memanggil

Mulutmu bengkak; isak mengusik dengan terampil

Engkau mencekal, tibalah aku di atas gumpalan emas terkucil


Decit sesalmu memenggal kakiku untuk tetap tinggal

Gelumat melodi indah menyayat dalam parodi tumpul nan gagal

Mencabik kulit menusuk jantung hingga impresi datang tersempal

Akal terjungkir berubah baal, alirkan retintik luka yang mengental


Alamak kasih,

cukuplah sudah! Kita berdua hanya sekedar kata pernah

Bawa kembali dinginnya kisah, biarkan hangat memberi arah

Telapak tanganmu terlalu jauh untuk kugenggam secara utuh

Sebab kita adalah satu yang terpisah oleh waktu

Duhai diriku di masa lalu


Bilik Impresi, 16 Juli 2021