Kuurung langkah menjejak tanah, sebab gerimis membebang perlahan

Lepas pandang menyusur genang, tertahan sepasang kaki telanjang merayu kubangan

Tereja raga renta mengais sisa meluluhkan rasa

Memilah sampah menitip resah mengubur nestapa

Kubaca cahaya mata menyorot rongsokan bak harta berharga

Menelusur wajah lelah, di setiap kerut ambisiku rebah sulit berbenah

Busuknya aku, begitu rapuh merakit keluh dan gerutu


Kau sangat tahu, rebas hujan tak akan melukaimu

Mentari dan rembulan bergantian menjaga mimpimu

Entah siapa pemilik cinta yang hidup dari peluhmu

Mereka menyumbat muara air matamu ketika pedih menderu

Di setiap lembaran senja, kautitip asa yang tersisa

Lalu lembayung melukis garis senyum untuk kaubawa

Menyusur langkah pulang, berbekal cinta semata


Ruang Berteduh, 9 Juli 2021