Riuh kalbu oleh senandung keluh
Pada ruang lelah, ia bergemuruh
Menyanyikan syair lara tak bertepi
Menoreh kisah tiada lagi berarti
Aku benci pada semesta yang enggan berpihak
Bahkan di setiap cerita hanya mengukir sesak
Aku mulai ragu untuk lanjut menjejak
Bahkan asaku kini kian menebalkan jarak
Namun, skesta takdir 'kan berlanjut
Warita kehidupan tetap mengalir—hanyut
Meski puing bahagia tinggal separuh
Serpihannya bertahan seolah hati yang utuh
Kuatku melemah, tangguhku merapuh
Bahkan tegar yang kekar kini telah lepuh
Tak ada pada selain-Mu hatiku berteguh
Antara terik realita, di bawah kasih-Mu daku berteduh
Sumedang, 18 Mei 2022

0 Komentar