Kemarin Ibu menggotong ember
Isinya seabrek baju kucel berbumbu pecal
Lalu tangki tawanya meluber
Disertai rentetan umpatan bernada kesal
Entah berapa tong air harus tersedia
Juga bungkus detergen wajib ada
Karena setumpuk noda tumpah di sana
Sementara yang tersedia hanyalah air mata
Membanjiri kali keruh sampai fajar berkicau
Ibu melongo, terpantul gigi kuning nan risau
Disembunyikannya di balik bibir kering
Baru terdengar olehnya ponsel berdering
Terlihat olehku matanya yang sayu
Antara tudung-tudung sendu
Di seberang gawai, suara lantang menyerang
Ibu tak kuasa membayar utang
Namun, sejuta akalnya mulai mempertunjukkan silat
Pertunjukan menawan kutonton hingga tong perut berbunyi, "Krucuk!"
Mata elangnya menembak secepat kilat
Diteriakinya preman di seberang sebelum kelepak sandal menguliahi: "Petruk!"
Dan aku tersungkur, berlumur kagum dan elak
Ruang Hijau, 15 Maret 2023

0 Komentar