Pagi ini hari Selasa

Terasa seperti biasa

Kicau burung masih ada

Walau dari dalam sangkar tetangga

Maklum ini Tegal, sebuah kota

Bukan lagi sebidang desa


Selasa pagi disambut hujan

Ingin memulai cerita baru, tetapi teringat kenangan

Hancur sudah harapan kebahagiaan

Karena dia selalu mengganggu ketenangan


Ketenangan mengingat sebuah kenangan

Yang terbesit penuh khayalan

Yang terbentang luas harapan

Yang terembat sesat ratusan alasan

Kini hanya dalam angan


Kembali pada hati yang digoreskan

Sudah tak utuh dan berantakan

Jatuh lagi, pada harapan

Entah cerita apa yang harus kunantikan


Tak mampu diri ini menahan kesedihan

Melihat kenyataan perih, membuatku kewalahan

Di tengah jalan, aku tinggal bersama hidupku yang berantakan


Mata coba berbinar

Walau kecewa terlihat jelas dari raut wajah

Hati kukuh, tetap tegar

Walau langkah kaki semakin melemah


Tubuh sehat kini tak berdaya

Menahan panas teriknya suasana

Tersingkirkan begitu saja oleh keluarga

Mengingat perjuangan selama ini, sia-sia


Tak tahan melihat tawa anak itu 

Bahagia bermain bersama ayah ibu

Mataku terus berkaca

Tak kuasa menahan air mata


Kebahagiaan mereka ada di depan mata

Masa depan cerah bagi semua 

Sementara aku sebatang kara

Menyisakan waktu, hingga dipanggil Sang Pencipta


Ruang Biru-Putih, 7 Desember 2021


Oleh:

1. Abdul Khaq Hamar

2. Adna Herdiana Indi

3. MeLY