Kemarin Ibu menggotong ember Isinya seabrek baju kucel berbumbu pecal Lalu tangki tawanya meluber Disertai rentetan umpatan bernada kesal Entah berapa tong air harus tersedia Juga bungkus detergen wajib ada Karena setumpuk noda tumpah di sana Sement…

Titik rindu menggebu Sayu berbalut sembilu Terdiam berselimut sendu Ditemani rintik hujan Bersamaan dengan menangan yang telah hilang  Kemudian, rasa yang perlahan memudar  Goresan itu masih membekas Karat yang tak mau lepas Dalam buaian aku terhemp…

Pada hujan yang meninggalkan genangan Aku masih terjebak dalam lubang kenang yang kautinggalkan Sendiri di sini, tanpa ada kepastian Lara dan nestapa jadi pelarian Bisu dan buta memandang indah lukisan Ingin sekali menyerah dan mematahkan rembulan A…

Waktu berlalu; zaman terus berjalan Kadang di atas—kadang di bawah Tenang, tentram, bahagia Terluka, tersiksa, merana Demikianlah jaring bernama kehidupan Fana memerangkap benak Detik terus beriak Tak tentu arah, bagai lalapan Usia dilahap zaman; te…

Dua orang pemuda sedang menunggangi hewan peliharaan masing-masing. Pemuda bersorban berkali-kali mengangguk seiring punuk untanya yang naik-turun, sedangkan pemuda bertopi koboi menggoyangkan kepala seiring langkah santai kuda cokelatnya.    &…

Dalam bilik kamar terpampang 999 topeng  Yang keseribunya tengah aku kenakan sekarang Warna-warni macamnya Sering kupakai keluar Menjelma tabir kepalsuan Penuh kemunafikan Wajahku bagai 'tak bercelah Seperti topeng monyet tengah beratraksi Tampa…

Mata seret? Pukul! Skripsi mampet? Sobek! Semangat kebas? Jalan! Jalan! Jalan! Paksakan! Bukan dengan cara neraka: Mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati, ku…

Hembusan angin cobaan tak henti menerjang Memporak-porandakan lingkup kasih nan sempat membentang Kini yang tersisa hanyalah sebuah kenang Namun, kerap kugenggam tabah agar tetap merasa lapang Kehilangan, semua insan pasti pernah melalui Lalu, harus…